emak Bapakku bukan tipe orang tua yang ngerasa penting untuk membelikan komik untuk anaknya demi perkembangan psikis anaknya. ( oh yeeeeee??)
jadi, mungkin karena keinginan yang terpendam dan dalam itu, begitu pada masa-masa remaja aku ketemu banyak komik lebih dari yang aku bisa dapatkan, aku kegirangan bukan main. aku bisa membaca sepuasnya. dan nggak pernah kesulitan baca komik.
nah, hubungannya ama teori tadi apa? jadi, begini. ternyata ada beberapa orang yang kukenal ternyata nggak tau caranya baca komik! meskipun sudah jelas dialog-dialog yang mana yang diucapkan tokoh yang mana, kok bisa nggak tau toh? apalagi kalo komik yang cara bacanya dimulai dari belakang. percaya deh! mereka menyerah total. aku aja begitu ketemu komik langsung bisa baca. dan bahkan kalau itu komik serial panjang dan aku membaca dari pertengahan cerita, aku bisa langsung ngertos ceritanya (gak cuman komik, tapi juga film, buku dan bahkan sinetroooon yang paling mudah dipahami. lha habis cerita sinetron itu-itu aja. ketinggalan 7 episode, ditengok juga pasti bakalan gitu-gitu terus ceritanya)
jadi, teori bodoh ini harusnya dibenarkan. membaca komik is a tallent, people...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar